Samuel Warella

Selasa, 27 September 2011

KERANGKA DASAR SIWA-LIMA oleh, Samuel Y. Warella


KERANGKA DASAR SIWA-LIMA


 oleh, Samuel Y. Warella

HEKA LEKA
Heka Leka adalah bagian integral dari pada ASA, suatu hukum kekal yang mengatur alam semesta dan perjalanan yang menjadi tujuan manusia.

Heka berarti = Pemecahan,Pembagian,Perang

Leka berarti = Kelahiran, Kelahiran Ulang, Kelahiran Baru

Hukum " Heka Leka " menjelaskan dan membenarkan prisip pembidangan, pembagian differensiasi,diversifikasi, bertumbuh untuk kembali ke TOTALITAS. Asa yang totalitas di dalam alam semesta, didalam alam, di dalam ruang lingkup hidupnya masyarakat,, didalam manusia harus Heka : perpecahan harus berlangsung terus hingga tercapai puncak titik sublemasi ketika kemana lahir Leka : Kelahiran baru. Cara pendekatan dan pengungkapan dari pada Heka Leka adalah konsepsi yang sering kita pergunakan di dalam lingkungan masyarakat SIWA LIMA tiga contoh akan diberikan di sini. " Anda dapat melihat gunung di dalam sebuah pasir " Pada skala alam semesta, dikatakan bahwa manusia, lingkungan masyarakat, alam ( masing-masing mereka adalah Asa )  adalah bagian tak terpisahkan dari pada totalitas Asa yang menyeluruh atau ALLAH dengan penampilannya :"  ALAM SEMESTA " mengikuti hukum Heka Leka, ialah untuk memelihara perimbangan serta untuk mencapai harmoni : Wajah Penampilan Alam yang kekal.

HEKA LEKA di dalam Manusia
Mengikuti manusia sebagai Asa, maka ketiga fungsi tampil didalamnya :

1.     Siwa Hitam : Intellect ( Mental Power )

2.     Lima : Sentiment ( Jiwa Rasa )

3.     Siwa Putih : Vitalitas ( Nafsu )

Setiap Anak Bangsa ALIFURU yang baru lahir memiliki ketiga " Fungsi " ini. Bukti yang pertama adalah vitalitas yang mendukung sang bayi menghadapi tantangannya Heka untuk hidup. Berikut tampil Sentiment, dan mulai di dalam dirinya perkelahian Heka antara kedua fungsi tersebut dan tak lama kemudian disertainya oleh intellek yang turut bergabung di dalam Heka secara terus menerus : Intelek dan Vitalitas melawan Sentiment Intelek,begitu juga Sentimen Melawan Vitalitas dan seterusnya Vitalitas dan Sentiment melawan Intelek.

" Mangkanya orang Alifuru dalam hal ini maluku Selalu senang berperang dan Orang Maluku suka perang. Mereka rupanya sewaktu lahir sudah makan warisan peluru para leluhur – leluhur dan tetua tetua adat turun temurun dari mulut kemulut. Bangsa Maluku punya hati , jiwa dan rasa lebih dari putihnya salju,karena sejak lahir sudah dianuhgrahkan para-leluhur-leluhur sebuah mahkota LIMA : Sentimen ( Jiwa Rasa ).Dengan demikian mulut kemulut maka pandai bernyanyi dan mempunyai jiwa dan rasa saling bertentangan sehingga menghasilkan suara yang merdu Orang Maluku adalah orang orang yang pandai bernyanyi. Demikian semua terjadi dari zaman ribuan tahun sampai dengan sekarang ini  " .

Ritual pengukuhan sebagai kakian ( atau KAKEHAN ) hendak memperkenalkan pada remaja lelaki pengertian spiritual dari pada hukum alam semesta mengikuti ajaran Mauwen ( Imam Besar ) di tuntun oleh kedua saksinya ( Masela ) dia dapat berlayar bagaimana dipelihara perimbangan ketiga fungsi alam di dalam dirinya dengan mempergunakan kuasa Roh yang disebut : " Tiang Keempat yang tidak Kelihatan " yang mengantar ketiga fungsi yang lain mencapai Asa kembali melalui kehidupan baru ( Leka ) dari Dia yang di kukuhkan.

HEKA LEKA DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT

Ketiga kelompok Pata ( Atau Clan ) dari persekutuan Siwa Lima adalah Pata Siwa Hita, Pata Siwa Lima, Pata Siwa Putih. Sejarah maupun sesuai arsip atau cerita turun temurun, meninggalkan jejeak hingga jauh kemasa lampau tentang tidak pernah terhentinya kelahiran dan perang antara kelompok – kelompok yang bersaudara itu. Mereka itu " Manusia Perang….. dan manusia Potong kepala yang kejam…. Anak-anak dari hutan….. pun tidak takut pada maut..dan memiliki suatu kepercayaan yang mencakupi konsepsi kelahiran baru yang hidup kekal dan mengenal satu Allah Yang Maha Kuasa.!"

Teriak Perang adalah "Heka Leka"! yang dalam hubungan ini berarti : " Berperang Bunuh untuk dilahirkan Baru " Ditambah pada fakta bahwa kepala di perlukan untuk membangun bangun bangunan penting dan untuk upacara-upacara, Hukum Heka Leka membenarkan Fakta Bahwa : " Pata Siwa Hitam harus adakan perang melawan Pata Lima karena hidup baru " Hanya Pata Siwa Hitam diketahui mengikuti ritual inisiasi ( dikenal pada tatoo yang tergores pada bagian atas dari pada tubuh mereka) maka hanya melalui potong kepala " HEKA " Pata Lima dapat mencapai hidup baru " Leka ". Nanti kita akan melihat ( Lihat Kapata ) bagaimana kepercayaan ini menegaskan melalui tradisi yang diturunkan dari mulut ke mulut.

HEKA LEKA DI DALAM ALAM

Casava ( Kasbi atau ketela pohon ) sesudahnya sagu adalah tanaman makanan pokok daerah MALUKU. Batangnya di potong ( Dipecah-dibagi ) dalam beberapa panggal ( ditanam setiap panggal untuk memperoleh tanaman baru ) Adalah Heka. Pda waktu panennya terdapat gerak operasi ganda : ialah pembersian tempat dan mengeluarkan isinya di sebut Leka. Karena batang tanaman asli dibagi-bagi dalam panggal-panggal : HEKA setelah bertumbuh dan seluruh menjadi panen baru : LEKA

" Anak Cucu Bangsa Alifuru Maluku"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar