KERANGKA DASAR SIWA-LIMA
oleh, Samuel Y. Warella
HEKA
LEKA
Heka
Leka adalah bagian integral dari pada ASA, suatu hukum kekal yang mengatur alam
semesta dan perjalanan yang menjadi tujuan manusia.
Heka
berarti = Pemecahan,Pembagian,Perang
Leka
berarti = Kelahiran, Kelahiran Ulang, Kelahiran Baru
Hukum
" Heka Leka " menjelaskan dan membenarkan prisip pembidangan,
pembagian differensiasi,diversifikasi, bertumbuh untuk kembali ke TOTALITAS.
Asa yang totalitas di dalam alam semesta, didalam alam, di dalam ruang lingkup
hidupnya masyarakat,, didalam manusia harus Heka : perpecahan harus berlangsung
terus hingga tercapai puncak titik sublemasi ketika kemana lahir Leka :
Kelahiran baru. Cara pendekatan dan pengungkapan dari pada Heka Leka adalah
konsepsi yang sering kita pergunakan di dalam lingkungan masyarakat SIWA LIMA
tiga contoh akan diberikan di sini. " Anda dapat melihat gunung di dalam
sebuah pasir " Pada skala alam semesta, dikatakan bahwa manusia,
lingkungan masyarakat, alam ( masing-masing mereka adalah Asa ) adalah bagian tak terpisahkan dari pada
totalitas Asa yang menyeluruh atau ALLAH dengan penampilannya :" ALAM SEMESTA " mengikuti hukum Heka
Leka, ialah untuk memelihara perimbangan serta untuk mencapai harmoni : Wajah
Penampilan Alam yang kekal.
HEKA
LEKA di dalam Manusia
Mengikuti
manusia sebagai Asa, maka ketiga fungsi tampil didalamnya :
1. Siwa Hitam : Intellect ( Mental Power )
2. Lima : Sentiment ( Jiwa Rasa )
3. Siwa Putih : Vitalitas ( Nafsu )
Setiap
Anak Bangsa ALIFURU yang baru lahir memiliki ketiga " Fungsi " ini.
Bukti yang pertama adalah vitalitas yang mendukung sang bayi menghadapi
tantangannya Heka untuk hidup. Berikut tampil Sentiment, dan mulai di dalam
dirinya perkelahian Heka antara kedua fungsi tersebut dan tak lama kemudian
disertainya oleh intellek yang turut bergabung di dalam Heka secara terus
menerus : Intelek dan Vitalitas melawan Sentiment Intelek,begitu juga Sentimen
Melawan Vitalitas dan seterusnya Vitalitas dan Sentiment melawan Intelek.
"
Mangkanya orang Alifuru dalam hal ini maluku Selalu senang berperang dan Orang
Maluku suka perang. Mereka rupanya sewaktu lahir sudah makan warisan peluru
para leluhur – leluhur dan tetua tetua adat turun temurun dari mulut kemulut.
Bangsa Maluku punya hati , jiwa dan rasa lebih dari putihnya salju,karena sejak
lahir sudah dianuhgrahkan para-leluhur-leluhur sebuah mahkota LIMA : Sentimen (
Jiwa Rasa ).Dengan demikian mulut kemulut maka pandai bernyanyi dan mempunyai
jiwa dan rasa saling bertentangan sehingga menghasilkan suara yang merdu Orang
Maluku adalah orang orang yang pandai bernyanyi. Demikian semua terjadi dari
zaman ribuan tahun sampai dengan sekarang ini
" .
Ritual
pengukuhan sebagai kakian ( atau KAKEHAN ) hendak memperkenalkan pada remaja
lelaki pengertian spiritual dari pada hukum alam semesta mengikuti ajaran
Mauwen ( Imam Besar ) di tuntun oleh kedua saksinya ( Masela ) dia dapat
berlayar bagaimana dipelihara perimbangan ketiga fungsi alam di dalam dirinya
dengan mempergunakan kuasa Roh yang disebut : " Tiang Keempat yang tidak
Kelihatan " yang mengantar ketiga fungsi yang lain mencapai Asa kembali
melalui kehidupan baru ( Leka ) dari Dia yang di kukuhkan.
HEKA
LEKA DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT
Ketiga
kelompok Pata ( Atau Clan ) dari persekutuan Siwa Lima adalah Pata Siwa Hita,
Pata Siwa Lima, Pata Siwa Putih. Sejarah maupun sesuai arsip atau cerita turun
temurun, meninggalkan jejeak hingga jauh kemasa lampau tentang tidak pernah
terhentinya kelahiran dan perang antara kelompok – kelompok yang bersaudara
itu. Mereka itu " Manusia Perang….. dan manusia Potong kepala yang kejam….
Anak-anak dari hutan….. pun tidak takut pada maut..dan memiliki suatu
kepercayaan yang mencakupi konsepsi kelahiran baru yang hidup kekal dan
mengenal satu Allah Yang Maha Kuasa.!"
Teriak
Perang adalah "Heka Leka"! yang dalam hubungan ini berarti : "
Berperang Bunuh untuk dilahirkan Baru " Ditambah pada fakta bahwa kepala
di perlukan untuk membangun bangun bangunan penting dan untuk upacara-upacara,
Hukum Heka Leka membenarkan Fakta Bahwa : " Pata Siwa Hitam harus adakan
perang melawan Pata Lima karena hidup baru " Hanya Pata Siwa Hitam
diketahui mengikuti ritual inisiasi ( dikenal pada tatoo yang tergores pada
bagian atas dari pada tubuh mereka) maka hanya melalui potong kepala "
HEKA " Pata Lima dapat mencapai hidup baru " Leka ". Nanti kita
akan melihat ( Lihat Kapata ) bagaimana kepercayaan ini menegaskan melalui
tradisi yang diturunkan dari mulut ke mulut.
HEKA
LEKA DI DALAM ALAM
Casava
( Kasbi atau ketela pohon ) sesudahnya sagu adalah tanaman makanan pokok daerah
MALUKU. Batangnya di potong ( Dipecah-dibagi ) dalam beberapa panggal ( ditanam
setiap panggal untuk memperoleh tanaman baru ) Adalah Heka. Pda waktu panennya
terdapat gerak operasi ganda : ialah pembersian tempat dan mengeluarkan isinya
di sebut Leka. Karena batang tanaman asli dibagi-bagi dalam panggal-panggal :
HEKA setelah bertumbuh dan seluruh menjadi panen baru : LEKA
"
Anak Cucu Bangsa Alifuru Maluku"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar